• Jalan Raya Kawali Dihotmik

    Klik Untuk Membaca Berita Selengkapnya

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Dunia Tokusatsu: Spektakuler Tapi Masih Terjebak Pola Lama?


Tokusatsu adalah genre hiburan Jepang yang menampilkan aksi heroik, efek khusus, dan kostum mencolok. Kita mengenal Tokusatsu dari serial seperti Kamen Rider, Super Sentai (Power Rangers versi Jepang), dan Ultraman. Walaupun punya basis penggemar yang kuat di seluruh dunia, ternyata genre ini tidak luput dari kritik. Di balik ledakan dan aksi keren, ada masalah yang terus berulang. Apa saja itu? Yuk kita bahas dengan cara yang santai tapi tajam!

1. Pola Cerita yang Terlalu Repetitif

Sebagian besar serial Tokusatsu menggunakan formula cerita yang sama dari tahun ke tahun. Tokoh utama mendapatkan kekuatan, muncul monster mingguan, bertarung, lalu menang. Ini membuat beberapa penonton merasa jenuh karena bisa menebak alurnya bahkan sejak episode pertama.

Misalnya, dalam Kamen Rider Revice (2021) dan Kamen Rider Geats (2022), struktur "monster of the week" tetap digunakan. Meskipun ada twist narasi, polanya tidak jauh berbeda dengan Kamen Rider era sebelumnya seperti Kamen Rider Ryuki (2002) atau Kamen Rider Den-O (2007). Bahkan di forum penggemar seperti Reddit r/KamenRider, banyak yang mengeluh soal cerita yang makin mudah ditebak dan terlalu banyak gimmick.

2. Kualitas CGI dan Efek Khusus yang Tidak Konsisten

Untuk genre yang menjual efek visual, kualitas CGI Tokusatsu kadang terlihat “murahan” jika dibandingkan dengan produksi internasional seperti Marvel atau bahkan film Korea terbaru.

Contoh yang cukup disorot adalah dalam serial Ultraman Trigger (2021). Banyak penonton mengeluhkan efek CGI monster yang terlihat kaku dan background digital yang tidak realistis. Komentar negatif ini banyak muncul di YouTube resmi Tsuburaya dan forum diskusi Tokunation.

"CGI-nya seperti dari PS2 era..."
– Komentar penggemar di episode ke-5 Ultraman Trigger di YouTube.

3. Minim Representasi Karakter Wanita yang Aktif dan Kuat

Walaupun sudah era modern, karakter perempuan dalam Tokusatsu masih sering jadi karakter pendukung atau ‘pelengkap’. Jarang ada tokoh utama wanita yang memiliki porsi kepahlawanan penuh.

Dari puluhan Kamen Rider utama, hanya beberapa yang perempuan, salah satunya adalah Kamen Rider Tsukuyomi dari Kamen Rider Zi-O, dan itu pun muncul menjelang akhir seri. Dalam Super Sentai, karakter wanita biasanya hanya mendukung tim dan jarang menjadi pemimpin utama.

Bandingkan dengan dunia superhero barat, di mana Wonder Woman, Captain Marvel, hingga Ms. Marvel sudah menjadi tokoh utama sejak awal.

4. Komersialisasi Berlebihan Lewat Mainan

Setiap seri Tokusatsu kini terkesan lebih fokus menjual mainan daripada memperkuat narasi atau karakterisasi. Sering muncul banyak bentuk transformasi (form change) hanya agar bisa dijual dalam bentuk merchandise.

Dalam Kamen Rider Saber (2020), tokoh utama memiliki belasan bentuk transformasi dengan gimmick buku ajaib. Banyak penggemar menyebut cerita jadi membingungkan karena terlalu banyak item dan kurang fokus pada konflik utama. Dalam laporan tahunan Bandai (perusahaan mainan), penjualan mainan Kamen Rider mencapai lebih dari 30 miliar yen, menunjukkan betapa besarnya orientasi bisnis dalam penulisan cerita.

5. Kurangnya Eksplorasi Budaya Lokal di Luar Jepang

Walau Tokusatsu populer secara global, ceritanya masih sangat terpusat pada Jepang, baik dari sisi budaya, lokasi, maupun karakter. Padahal ini bisa jadi kesempatan untuk memperluas cakupan cerita dan mendekatkan diri pada audiens internasional.

Hanya beberapa contoh luar Jepang yang pernah muncul seperti syuting Super Sentai di Bali, atau kerja sama Indonesia lewat BIMA Satria Garuda. Namun ini masih langka. Bandingkan dengan Marvel yang berani menghadirkan latar di Wakanda (Afrika), Inggris, India, dan bahkan Jakarta (di The Falcon and the Winter Soldier).

Tokusatsu Harus Berani Berevolusi

Tokusatsu punya tempat khusus di hati banyak penonton. Tapi untuk bisa tetap relevan di era global saat ini, perlu ada keberanian untuk berubah, tidak hanya dari sisi visual, tapi juga dari isi cerita, representasi karakter, dan jangkauan budaya. Tokusatsu tidak boleh hanya jadi tontonan anak-anak, tapi bisa berkembang menjadi tontonan berkualitas untuk semua umur, seperti superhero barat atau drama Korea modern.**Gareng.jr




Referensi:

  • Bandai Namco Annual Report 2023

  • Forum Diskusi: Reddit r/KamenRider, Tokunation

  • YouTube: Tsuburaya Official Channel

  • IMDb Reviews Kamen Rider Series

  • Pew Research Pop Culture Trends Asia 2022

Share:

Jejak Budaya Indonesia di Dunia Tokusatsu: Ketika Nusantara Menyapa Jepang

    

    Tokusatsu, genre hiburan asal Jepang yang mengandalkan efek khusus, telah lama menjadi favorit penggemar budaya pop di seluruh dunia. Dari Kamen Rider, Ultraman, hingga Super Sentai, pengaruh global terlihat jelas. Namun, siapa sangka bahwa budaya Indonesia pun pernah menyelinap masuk ke dalam dunia penuh aksi dan kostum ini? Di balik sorotan robot raksasa dan pahlawan bertopeng, terdapat momen-momen kecil yang membawa semangat Nusantara ke layar kaca Jepang.

1. Batik dan Ornamen Nusantara di Desain Kostum

    Beberapa seri Tokusatsu mulai menampilkan desain kostum atau karakter yang secara visual mengadopsi motif etnik. Dalam serial Kamen Rider Gaim (2013), misalnya, meski tema utamanya buah dan samurai, beberapa motif pada kostum memiliki kemiripan dengan pola batik modern. Meskipun belum dikonfirmasi secara resmi sebagai inspirasi langsung dari Indonesia, pola geometris dan warna-warna tanah yang digunakan mengingatkan pada gaya batik kontemporer.


2. Bahasa dan Referensi: Nama Karakter dan Dialog

    Meskipun jarang, beberapa karakter di Tokusatsu memiliki nama yang mirip dengan nama-nama dari bahasa Indonesia atau Melayu. Misalnya, dalam Ultraman Tiga, kata “Tiga” sendiri berarti “tiga” dalam bahasa Indonesia dan Malaysia. Nama ini bukan kebetulan, karena saat itu pasar Asia Tenggara mulai menjadi perhatian produsen hiburan Jepang. Nama tersebut digunakan karena mudah diucapkan dan memiliki makna numerik yang kuat dalam cerita.

3. Fanbase Indonesia yang Aktif dan Berpengaruh

    Budaya Indonesia juga muncul secara tidak langsung melalui fanbase. Komunitas Tokusatsu Indonesia sering membuat fan art, dubbing bahasa Indonesia, hingga fan-made suit yang terkadang viral hingga Jepang. Ini menjadi bentuk “reverse influence” — ketika budaya konsumsi dari Indonesia memberi pengaruh balik terhadap pembuat kontennya.

4. Potensi Kolaborasi di Masa Depan

    Melihat pertumbuhan fanbase Tokusatsu di Indonesia, bukan tidak mungkin ke depan akan ada karakter Tokusatsu yang benar-benar mewakili budaya Indonesia — misalnya, Kamen Rider dengan motif Garuda, atau pahlawan dari Super Sentai yang membawa senjata berbentuk keris. Sudah ada proyek lokal seperti Bima Satria Garuda yang diproduksi bekerja sama dengan Ishimori Productions dari Jepang, menjadi langkah awal kolaborasi nyata dua budaya besar ini.

    Serial BIMA Satria Garuda (2013) merupakan hasil kerja sama antara MNC Indonesia dan Ishimori Productions (yang juga memproduksi Kamen Rider). Tokoh utamanya menggunakan simbol Garuda, lambang negara Indonesia. Kostum, alur cerita, dan setting-nya menggabungkan nuansa lokal dengan gaya visual khas Tokusatsu Jepang.

    Tokusatsu membuktikan bahwa budaya pop adalah ruang dinamis yang bisa menyerap berbagai elemen dari seluruh dunia. Jejak budaya Indonesia di genre ini menunjukkan bahwa identitas Nusantara mampu hadir bahkan di tengah hiruk-pikuk efek visual dan cerita futuristik. Semakin banyak kolaborasi, semakin terbuka peluang untuk budaya Indonesia bersinar dalam panggung hiburan global.**Gareng.jr

Share:

Bazar Buku Murah Komunitas Gada Membaca

Menyelenggarakan Bazar Buku Murah di Komunitas Gada Membaca yang berada di sebuah desa menjadi peluang sekaligus tantangan tersendiri. Akses buku yang terbatas, di mana masyarakat harus pergi ke kota Tasikmalaya untuk membeli buku, menjadi salah satu alasan utama diadakannya kegiatan ini.

Beruntung, Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Jawa Barat memberikan kepercayaan kepada Komunitas Gada Membaca untuk menggelar Kampung Ramadan 1446 H, yang di dalamnya terdapat kegiatan Bazar Buku Murah. Dengan sistem titip buku, hanya buku yang terjual yang akan dibayarkan, sehingga mempermudah akses masyarakat terhadap bahan bacaan berkualitas tanpa harus keluar kota.

Sebagai penyelenggara, Komunitas Gada Membaca mengajak berbagai pemangku kepentingan untuk mendukung kegiatan langka ini. Salah satu bentuk dukungan nyata datang dari Hj. Kania Ernawati Herdiat, Bunda Literasi Kabupaten Ciamis, yang turut hadir dan melakukan gunting pita sebagai tanda resmi dimulainya bazar buku.

Untuk memastikan keberhasilan acara ini, panitia melakukan berbagai upaya promosi, termasuk pemasangan spanduk, promosi di media sosial, serta mengundang reporter media online untuk meliput kegiatan ini. Selain itu, pesan WhatsApp juga disebarluaskan secara masif ke berbagai grup dan perorangan guna menarik lebih banyak partisipasi masyarakat.

Antusiasme masyarakat sangat tinggi dalam menyambut bazar ini. Berbagai kalangan, mulai dari siswa sekolah, guru, masyarakat umum, politisi, hingga mahasiswa, datang untuk membeli buku. Bahkan menjelang Lebaran, banyak orang tua yang sengaja membeli buku sebagai persiapan liburan anak-anak mereka. Tidak sedikit pula yang membeli buku di hari ke-29 Ramadan untuk dibaca sendiri atau dijadikan hadiah Lebaran bagi keponakan mereka.

Tujuan utama dari penyelenggaraan Bazar Buku Murah bersama IKAPI Jawa Barat adalah membangun ekosistem gerakan literasi berkelanjutan. Komunitas Gada Membaca berperan dalam memastikan bahwa semua pemangku kepentingan, mulai dari orang tua, guru, masyarakat, instansi terkait, hingga dunia usaha, turut terlibat dan memberikan teladan nyata dalam mendukung gerakan literasi.

Dengan semangat literasi, mari kita jadikan buku sebagai bagian penting dalam kehidupan, khususnya bagi generasi masa depan.

Selamat merayakan Hari Raya Idulfitri 1446 H. Semoga keberkahan dan ilmu terus menyertai kita semua.***Agus Munawar, Komunitas Gada Membaca






Share:

Bersama dalam Kebaikan, Bertumbuh dalam Keberkahan


Kampung Ramadhan Komunitas Gada Membaca 1446 H resmi ditutup dalam suasana penuh kebersamaan pada Senin, 24 Maret 2025. Acara yang berlangsung di lt 2 Komunitas Gada Membaca, Desa Winduraja, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis ini menjadi momen refleksi sekaligus perwujudan semangat berbagi dan bersyukur di bulan suci. Kegiatan dimulai sejak pukul 16.00 WIB dan dihadiri oleh siswa-siswi MI Winduraja dan SMPN 2 Kawali, Kelompok Ilmiah Remaja SMAN 1 Kawali, para guru, relawan Gada Membaca,  mahasiswa; IPB, ITB, UPI, UNSIL, UIN dan Unigal yang sudah pulang kampung, mahasiswa KKN STIABI Tasikmalaya serta masyarakat dari berbagai dusun di Desa Winduraja, dan anggota dari kecamatan Kawali, Panawangan, Lumbung serta Panjalu dengan total peserta 199 orang.

Rangkaian acara diawali dengan pembukaan yang dipandu oleh MC, Tiara dan Pepi Sulastri, diikuti dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Nurholis. Setelah itu, Naufalia Qisthi menyampaikan laporan panitia yang merangkum perjalanan kegiatan Kampung Ramadhan serta harapan agar semangat literasi dan kebersamaan terus tumbuh di komunitas. Sambutan dari Pembina Gada Membaca, pembina Komunitas Gada Membaca Agus Munawar, sebagai penanggung jawab kegiatan Kampung Ramadan menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Baitul Maal BRILiaN, Yayasan Tunas Cendekia, PKK kabupaten Ciamis,  Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Ciamis, Bank BRI Kawali, para donatur serta Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Jawa Barat yang memberikan kepercayaan untuk menyelenggarakan Bazar Buku Murah sampai pasca lebaran. Agus menyoroti pentingnya gerakan literasi dimasyarakat yang didukung multi stakeholder, gotong royong, dan kepedulian sosial dalam membangun masyarakat yang lebih baik secara berkelanjutan.

Dalam momen penuh makna, dilakukan penyerahan santunan kepada anak yatim yang disampaikan oleh Kang H. Yayan,  H. Djahidin, dan Kepala MI Winduraja,  Hari Rais Alqori. Selain itu, dilakukan penyerahan hadiah bagi 39 orang juara lomba membaca, menulis serunya Ramadan, video kepergok membaca, yang dikuti siswa MI/SD, SMP/MTs, SMA/MA, mahasiswa dan masyarakat umum yang telah diadakan selama bulan Ramadan.

Kultum yang disampaikan oleh Kang DRS. H. Yayan Heryana mengangkat tema Bersyukur. Dalam ceramahnya, Kang Yayan mengingatkan pentingnya memanfaatkan nikmat Allah dengan sebaik-baiknya, menjaga kesehatan, serta menjadikan taqwa sebagai bekal utama dalam kehidupan. Ia menekankan bahwa bersyukur dapat diwujudkan dengan meningkatkan ibadah, berbagi dengan sesama, serta mengamalkan sunnah Rasulullah, seperti memberi makan orang yang berbuka puasa.

Menjelang akhir acara, doa yang dipimpin oleh H. Djahidin menjadi pengantar untuk menutup seluruh rangkaian kegiatan Kampung Ramadan Gada Membaca 1446 H. Setelahnya, seluruh peserta menikmati momen kebersamaan dalam buka puasa bersama, mempererat tali silaturahmi yang telah terjalin selama Ramadan. Dengan berakhirnya Kampung Ramadhan ini, diharapkan nilai-nilai kebaikan yang telah ditanamkan dapat terus berlanjut dalam kehidupan sehari-hari. Semangat berbagi, belajar, dan bersyukur akan menjadi bekal berharga bagi seluruh peserta dalam menjalani hari-hari setelah Ramadhan.***Naufalia Qisthi

Foto foto kegiatan:











Share:

Kampung Ramadan dan Bazar Buku Murah di Komunitas Gada Membaca



Komunitas Gada Membaca kembali menghadirkan Kampung Ramadan 1446 H untuk menumbuhkan semangat literasi di bulan suci. Acara Kampung Ramadan dan Bazar Buku Murah dibuka secara resmi oleh Ihsan Rasyad AKS, MM., Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Ciamis, mewakili Bupati Ciamis Dr. H. Herdiat Sunarya.


Hadir pada kegiatan ini; Bunda Literasi Kabupaten Ciamis, Hj. Kania Ernawati Herdiat; Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan kabupaten Ciamis, H. Dadan Wiadi, ST., MT., MMG.; Kepala Bidang PUD dan PNF Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Eka Yudha Katresna, S.Sos. M.M.; Camat Kawali, Sutiaman S.IP.; Andang Hendrajat KCP BRI Kawali, kepala KUA kecamatan Kawali, dosen STIABI Tasikmalaya, para kepala sekolah, guru, mahasiswa, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pelajar. 13/03/2025


Sebagai bentuk penghargaan Komunitas Gada Membaca memberikan apresiasi kepada Pengunjung Teladan yang tercatat pada Senayan Library Management System (SLiMS 9 Bulian) di antaranya Ibu Dilla Sari Puspa dari Desa Sirnabaya, Naura Nurfadilah dari MI Winduraja, Ibu Aat Atiwi dari Desa Linggapura, Afiqa Ayudia Silmi dari SDN 1 Kawali, serta Thoriq Fauzan dari SMP Islam Terpadu Al Mu'aawanah Rajadesa.


Acara Kampung Ramadan berlangsung dari 1 hingga 25 Maret 2025 dan menyajikan berbagai kegiatan menarik bagi masyarakat, pelajar, serta relawan. Rangkaian kegiatan diawali dengan peluncuran lagu Gada Membaca Pustaka Keur Balarea ciptaan Kang Nanang Sos, yang menjadi simbol semangat literasi untuk semua. Selain itu, ada sesi Sharing Tips Masuk PTN melalui Jalur SNBT-SNBP serta Pengenalan Basic Digital Illustration bersama Taufik Hidayat, mahasiswa FSRD ITB sekaligus Brand Ambassador Gada Membaca.


Selama bulan Maret, berbagai aktivitas akan digelar, termasuk Bazar Buku Murah bersama Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Jawa Barat, Sharing Kerelawanan dan Belajar Mengolah Bahan Bacaan bersama relawan Gada Membaca, serta Bedah Buku "Kawan Berkelana Teman Bercerita" karya Hamdun Jay. Tak ketinggalan, ada Lomba Membaca untuk siswa MI/SD, Lomba Menulis "Serunya Ramadan" dan Lomba Foto dan Video "Kepergok Membaca", yang terbuka untuk semua jenjang pendidikan dan masyarakat umum. Selain itu, Fun with Kelompok Ilmiah Remaja SMAN 1 Kawali akan menambah wawasan peserta di bidang sains, sebelum akhirnya acara ditutup dengan Buka Bersama, serta Apresiasi Anggota Teladan dan Santunan Yatim pada 24 Maret 2025.


Dengan berbagai kegiatan inspiratif dan edukatif, Kampung Ramadan Gada Membaca diharapkan dapat menjadi ajang yang bermakna bagi seluruh lapisan masyarakat. Mari manfaatkan momen Ramadan ini untuk menambah ilmu, menumbuhkan semangat berbagi, serta memperkuat budaya literasi di tengah masyarakat.


***Naufalia Qisthi, relawan Komunitas Gada Membaca.


Dokumentasi Kegiatan :













Share:

Sharing Tips Masuk PTN: Wujudkan Pendidikan Inklusif Untuk Semua

Ciamis, 25 Januari 2025 – Komunitas Gada Membaca sukses menggelar kegiatan inspiratif bertajuk "Tips Persiapan Masuk Perguruan Tinggi Negeri" di Ruang Serbaguna Lt. 2 Komunitas Gada Membaca, Winduraja, Kawali. Acara yang berlangsung mulai pukul 08.30 hingga 12.00 WIB ini dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan, termasuk siswa SMA/SMK/MA, dan gap year.


Kegiatan ini menghadirkan lima narasumber yang merupakan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ternama, yaitu:

1. Hana Hanifah – Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya, Prodi Kewirausahaan, dengan jalur masuk SNBP.

2. Adi Nugroho Bahri – Mahasiswa Institut Teknologi Bandung, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian. Dengan jalur masuk SNBP

3. Ghalib Anugrah – Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Bumi Siliwangi Bandung, Prodi Kimia. Dengan jalur masuk SNBT

4. Yuli Meilisa – Mahasiswa Universitas Padjadjaran, Prodi Fisika. Dengan jalur masuk SNBT

5. Rifaldy Sya’banu Syamsa – Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Prodi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik. Dengan jalur masuk SNBT.

Dibimbing oleh moderator Daliah Mutiara, lulusan S1 Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, para narasumber berbagi pengalaman mengenai persiapan Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT).

Dalam talkshow ini para narasumber membahas pentingnya memiliki tujuan serta membuat planning yang baik agar keinginan peserta masuk PTN dapat tercapai. Adi Nugroho juga menyampaikan bahwa siswa harus proaktif dalam mencari informasi, dan menyarankan untuk bertanya langsung pada mentor. Selain itu, para narasumber juga membagikan tips belajar untuk SNBT, informasi beasiswa, pengalaman setelah memasuki perguruan tinggi, cara mengelola emosi dan ekspektasi, dan menyampaikan bahwa para siswa harus fokus pada apa yang bisa dikendalikan agar tidak overthinking dan menyia-nyiakan waktu.

Antusiasme peserta yang tinggi terlihat dari keseriusan peserta dalam menyimak informasi, serta aktifnya peserta saat bertanya langsung kepada narasumber. Diskusi interaktif yang hangat berhasil membangun semangat dan motivasi peserta dalam mempersiapkan diri untuk masuk perguruan tinggi negeri.

Peserta mengaku sangat terbantu dengan informasi yang diberikan. Salah seorang peserta, Vita salah satu siswa SMAN Kawali mengatakan, “Alhamdulillah setelah ikut forum tadi rasanya lebih excited buat nyiapin berbagai planning, terutama aku masih kelas 10 jadi punya lebih banyak waktu buat explore. Terus jadi makin semangat juga buat belajar, karena menurut jawaban kakak-kakak tadi terkait pertanyaan aku tadi, poin utamanya adalah dengan memantapkan secara akademiknya, jadi aku sekarang lebih ada gambaran sekaligus pencerahan, pokoknya makasih banyak buat kakak-kakak semua".

Acara yang terbuka secara gratis ini juga mendapat respon positif, terbukti dari pendaftaran yang telah melebihi ekspektasi panitia. Peserta yang hadir tidak hanya dari daerah sekitar Kawali, tetapi juga dari Tasikmalaya.

Komunitas Gada Membaca berharap kegiatan ini dapat memotivasi generasi muda untuk terus mengejar pendidikan tinggi, tanpa batasan apapun.***Hana Hanifah, relawan Komunitas Gada Membaca

Share:

Literasi Dini untuk Generasi yang Lebih Baik

Kegiatan pelibatan masyarakat "Sosialisasi Pentingnya Literasi Dini", bersama Dr. Gilar Gandana, M.Pd. (Dosen PGPAUD UPI Tasikmalaya) dan Asri Julaeha, M.Pd. (Ketua Bidang Program dan Kemitraan Forum TBM Jawa Barat) dengan moderator Dilla Sari Puspa, S.Si. (anggota Komunitas Gada Membaca asal kecamatan Rajadesa yang setiap Minggu wisata baca bersama kedua putrinya sekaligus meminjam 20 buku). 

Kegiatan Komunitas Gada Membaca, 13 Oktober 2024, yang dikuti 55 orang peserta ini merupakan rangkaian terakhir dari realisasi Bantuan Pemerintah untuk Penggerak Komunitas Literasi 2024 dari Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Bahasa Kemendikbudristek RI.

Mengawali sesi, Asri menyampaikan bahwa literasi dini itu merupakan kemampuan anak usia dini untuk membaca, menulis, dan berhitung dengan melibatkan kemampuan mendengarkan, berbicara, berpikir kritis, dan memecahkan masalah sebagai fondasi penting untuk perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak.

Sementara manfaat dari literasi dini yaitu dapat, merangsang perkembangan otak, meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan analitis, mempermudah adaptasi dengan lingkungan belajar formal serta memperkuat hubungan sosial dan emosional.

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan membuat oleh orangtua maupun guru, kita bisa mengenalkan/membacakan buku cerita sederhana, bermain tebak kata, menceritakan gambar, membuat boneka jari, serta bermain peran menggunakan buku cerita.

Di akhir sesi, Asri menyampaikan daftar buku anak yang dapat diakses secara online seperti bacapibo.com, buku.kemdikbud.go.id/katalog/buku-non-teks dan letsreadasia.org

Sesi selanjutnya, Gilar Gandana menyampaikan bahwa literasi dini itu dapat membantu anak mengembangkan pemahaman bahasa yang lebih baik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas dan menyiapkan anak untuk sukses dalam pembelajaran formal di sekolah.

Dampak literasi dini pada perkembagan anak secara kognitif dapat merangsang perkembangan otak dan meningkatkan keterampilan berpikir logis. Anak memiliki kosa kata yang lebih luas dan kemampuan berkomunikasi yang lebih baik serta membantu anak memahami dunia sekitar, membangun rasa percaya diri dan membentuk keterampilan sosial yang kuat.

Gilar juga menyampiakan pentingnya peran orangtua dalam literasi dini, orangtua adalah guru pertama dan teladan bagi anak dalam mengembangkan literasi. Orangtua bisa membacakan buku sejak anak usia dini, sebelum mereka dapat membaca sendiri, memperkenalkan buku bergambar dengan cerita sederhana yang melibatkan anak dalam percakapannya.

Gilar menambahkan yang tidak kalah penting juga peran guru membantu menciptakan lingkungan literasi di sekolah dengan menyediakan berbagai media membaca, seperti buku, gambar, dan cerita. Di sekolah, guru dapat membuat jadwal waktu membaca yang teratur di kelas dan melibatkan anak dalam diskusi tentang isi bacaan. Guru juga dapat mendorong kolaborasi dengan orangtua untuk memperkuat literasi anak di rumah.

Diakhir sesi, Gilar yang menyambut baik dan mendukung beragam kegiatan komunitas Gada Membaca, menyampaikan tips untuk meningkatkan minat baca: menjadikan membaca sebagai aktivitas yang menyenangkan, libatkan anak dalam diskusi setelah membaca, misalnya dengan menanyakan pendapat mereka tentang cerita, hubungkan cerita dengan pengalaman seharihari anak untuk meningkatkan pemahaman dan minat.

Naufalia Qisthi selaku panitia menghaturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan telah memberikan dukungannya. Semoga beragam kegiatan pelibatan masyarakat yang telah dilaksanakan memberikan manfaat bagi masyarakat. ***Gusmun, relawan Komunitas Gada Membaca.

Share:

Sosialisasi Pendidikan Pemilih.


Ketua Divisi SDM dan Litbang, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat, Abdullah Sapi'i, menghadiri sekaligus membuka kegiatan Sosialisasi Pendidikan Pemilih Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun 2024 bersama Komunitas Gada Membaca, Kabupaten Ciamis. Jumat (18/11/2024)


Acara ini dihadiri Komisioner KPU Kabupaten Ciamis dan PPK Kecamatan Kawali, dengan narasumber narasumber Ketua Gada Membaca, Agus Muawar, dan ketua Ruang Baca Komunitas Sofyan Munawar, S.S., M.A. Diharapkan Kegiatan Sosialisasi ini dapat mendorong masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam Pilkada tahun 2024 dan menyampaikan kembali kepada masyarakat luas.



Peserta sebanyak 50 orang berasal dari; anggota dan relawan Komunitas Gada Membaca, pengelola Taman Bacaan Masyarakat, mahasiswa, wartawan serta masyarakat umum.

***Gusmun, relawan Komunitas Gada Membaca.

Share:

Kawali TV

Blog Archive

Recent Posts

BERITA